Skip to main content

Posts

YNWA (You will Never Wisuda Alone)

Kamu buka lagi lembar-lembar kertas berisi hitungan rancangan gedungmu. Kamu baca kembali lembar konsultasi bertanggalkan April tahun lalu. Ah, kamu galau. Kamu menyesal. Setahun sudah kamu habiskan waktu dengan beban yang sama di kepala. “dasar malas”. Kamu mengutuk dirimu sendiri. Dengan semangat yang kau paksakan kau buka kembali folder rancangan gedung yang kau beri nama “bismillah” dengan harapan bahwa itu rancangan akan selesai dan berjalan dengan mulus dan lurus. Tapi nyatanya jalan yang kamu lalui untuk menyelesaikan itu rancangan serupa dengan kelak-kelok jalan di gunung Kulu sana, bahkan lebih dari itu, kalau bisa dianogikan jalan yang harus kamu lalui adalah semisal kelok jalan gunung Kulu yang belum di aspal. Sudah menanjak, berkelak-kelok lalu berbatu dan becek pula. Begitulah. Walaupun sebenarnya kamu sendiri yang salah memilih jalannya, kamu sendiri yang membuat jalanmu untuk menyelesaikan itu rancangan menjadi begitu panjang dan melelahkan. Tentu saja tidak ada yang b...
Recent posts

Selamat Ulang Tahun (lagi), April.

Setiap dari kita pasti punya seseorang dalam kepala kita yang menjadi sumber inspirasi untuk kita menulis. Seseorang yang ketika mengingatnya akan ada banyak kalimat-kalimat yang terus bermunculan entah dari mana asalnya. Untuk itulah kau bagiku. Aku mungkin sudah bersedia mengikhlaskanmu. Aku sudah bersedia melepaskanmu. Tapi tetap saja aku benar-benar belum bisa melenyapkanmu dari ingatanku. Karena apa? Karena denganmu yang tetap bersarang di kepala akan ada banyak hal dan kalimat yang bisa ku tulis. Tidak apa-apa jikapun itu tetap menyesakkan dada. Aku tidak lagi keberatan. Setidaknya sesak yang mendera itu dapat membuatku menghasilkan sesuatu. Seperti berjudul-judl tulisan yang sudah pasti membuatku merasa puas setalh menuliskannya. Kau, tahu tidak? Rasanya aku tidak pernah menyesal dengan apa yang terjadi dengan kita. aku tidak menyesal pernah menyukaimu sekalipun kau tidak menyukaiku. Setidaknya setiap luka yang kau timbulkan membuatku sadar bahwa tidak semua bisa kupak...

Cepat Tidur !!

Ada hal lain yang bisa membuatmu menjadi seperti akan gila selain jatuh cinta. Apa salah satunya? Saat kau benar-benar harus tidur dan berusaha keras untuk tidur tapi matamu tidak bersedia.

Aku Selalu Kesulitan Menentukan Judul

“Lampu padam, Malam diam, Aku masih rindu” Aku mengutip kalimat dari novel pinjaman yang pernah kubaca saat aku masih di bangku SMA dulu sebagai pembuka catatan harian( red: tengah malam )ku kali ini. Lampu telah padam saat aku membuka laptopku. Dua temanku sudah terlelap sejak tadi. Hanya suara dari kipas angin kecil kami yang masih terdengar. Selain itu, aku rasa malam benar-benar telah diam. Malam tadi, maksudku sebelum aku memadamkan lampu kamar dan mencoba untuk tidur,   (aku rasa sekarang sudah menjelang pagi) aku menuntaskan membaca kembali buku terakhir dari serial Drunken milik Pidi Baiq itu. Aku sebenarnya belum pernah membaca ketiga buku pertamanya. Tapi melalui Druken Marmut yang sudah berulang kali kubaca itu, aku hanya bisa mengatakan bahwa Pidi Baiq lucu. Cerita-ceritanya terasa jujur sekali, sederhana dan tentu saja menghibur. Drunken Marmut berhasil membuatku terkekeh-kekeh sampai dibagian akhirnya.   Pertama ku buka cover buku setebal seratu...

sama

Belah luka dihatimu itu menjadi dua. Bawa sebagian bersamamu dan berikan sisanya itu padaku. Bukankah untuk menjadi satu kita terlebih dahulu harus merasakan duka yang sama? Saling tahu akan sakit sesak yang masing-masing kita derita. Maka biar aku juga merasakan hal yang sama dengan apa yag hatimu derita. Dan bersedialah untuk menanggung pedih yang juga aku rasa. Kemudian bagilah bahagiamu juga menjadi dua, simpan setengahnya untuk menawarkan luka dihatimu, dan berikan sisanya untuk meringankan beban yang kupikul di pundakku. Bukankah bahagia kita akan menjadi utuh jika kita bagi bersama? Maka biarkan aku juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kau rasa. Dan ikutlah berbahagia atas kebahagiaanku juga. 

apalah ini tidak penting sama sekali

Barusan, aku membuka kembali folder foto-foto lama. Tidak begitu lama sebetulnya, hanya foto-foto yang terekam pada satu dua tahun yang lalu. Aku kemudian menemukan foto kita. ya, satu-satunya foto kita. Berdua. Kau mengenakan kaos raglan putih dengan lengan berwarna biru tua. Dan aku, karena kebetulan foto tersebut diambil pada hari pernikahan abangku, aku memakai gaun hari itu, gaun dan jilbab berwarna biru muda. Dengan baju yang kita pakai berwarna senada, dimataku, kita terlihat cukup serasi hari itu. kau berdiri tepat di sebelahku, menjulang lebih tinggi dariku. Tinggiku hanya sedikit di atas bahumu saja. Aku berdiri lurus tanpa banyak gaya. Kedua lenganku jatuh lurus ke bawah, berdampingan dengan lenganmu yang juga menggantung lurus. Kau tersenyum canggung ke arah kamera, mungkin sebenarnya kau tidak ingin berada dalam foto itu bersamaku.entahlah, aku tidak begitu peduli. Yang aku tahu, dari foto itu, aku mencoba tersenyum semanis mungkin, mencoba mengimbangi wajahmu yang men...

Hujan Malam Tadi

Hujan malam tadi adalah rinai rindu yang jatuh malu-malu menari-nari tertiup angin sebelum akhirnya jatuh ke bumi sebelum akhirnya menggenang dalam hatimu Hujan malam tadi serupa rindu yang diam-diam mengalir dalam pikiranmu pelan-pelan membanjiri benakmu kemudian dengan pasti menenggelamkan hatimu Hujan malam tadi, ah, kau hanya terlalu ladat mengamati alirnya, sampai kemudian lupa bahwa kau sendiri telah hanyut di dalamnya Hujan, Pertengahan November