Kamu buka lagi lembar-lembar
kertas berisi hitungan rancangan gedungmu. Kamu baca kembali lembar konsultasi
bertanggalkan April tahun lalu. Ah, kamu galau. Kamu menyesal. Setahun sudah
kamu habiskan waktu dengan beban yang sama di kepala. “dasar malas”. Kamu mengutuk
dirimu sendiri. Dengan semangat yang kau paksakan kau buka kembali folder rancangan
gedung yang kau beri nama “bismillah” dengan harapan bahwa itu rancangan akan
selesai dan berjalan dengan mulus dan lurus. Tapi nyatanya jalan yang kamu
lalui untuk menyelesaikan itu rancangan serupa dengan kelak-kelok jalan di
gunung Kulu sana, bahkan lebih dari itu, kalau bisa dianogikan jalan yang harus
kamu lalui adalah semisal kelok jalan gunung Kulu yang belum di aspal. Sudah menanjak,
berkelak-kelok lalu berbatu dan becek pula. Begitulah. Walaupun sebenarnya kamu
sendiri yang salah memilih jalannya, kamu sendiri yang membuat jalanmu untuk menyelesaikan
itu rancangan menjadi begitu panjang dan melelahkan. Tentu saja tidak ada yang
bisa disalahkan selain dirimu sendiri. untuk itulah kamu menyesal.
Hari ini kamu mencoba menyadarkan
dirimu bahwa tidak ada lagi waktu untuk menunda pekerjaanmu itu. selain itu
rancangan gedung, masih ada rancangan bangunan air yang juga harus kamu
selesaikan. Belum lagi proposal Tugas Akhir yang juga harus selesai dalam waktu
dekat ini. kamu sudah menargetkan untuk seminar dalam dua minggu ke depan. Maka
mulai hari ini kamu bertekad untuk tidak lagi membuang-buang waktu dengan
sia-sia. Walaupun sebenarnya tekad seperti itu sudah berkali-kali pernah kamu
usahakan namun pada akhirnya kamu lupakan juga. Tapi kali ini kamu mencoba
untuk bekerjalah serajin mungkin.
Maka mulailah kamu
menghitung-hitung lagi. kamu perbaiki hitungan salah yang sudah dicorat-coret
pembimbingmu itu. kamu hitung lagi pembebanan plat tangga yang menurut
pembimbingmu salah tapi menurutmu sudah benar. Kamu sibuk mencari-cari sumber
referensi untuk rumus-rumus yang sudah kamu pakai untuk menghitung. Lalu saat
semua kesalahan-kesalahan itu sudah kamu perbaiki, mulailah kamu melanjutkan
perhitungan portal. Kepalamu mulai berkerut, banyak hal yang belum kamu
mengerti, kamu berkali-kali membuka rancangan temanmu yang sudah selesai, salah
satunya bahkan rancangan milik temanmu yang dulu pernah berjuang bersama
mengerjakan itu rancangan gedung, tapi pada akhirnya kamu malah memilih untuk
menyerah sementara temanmu itu berjuang sampai akhir dan berhasil
menyelesaikannya. Ah, bodoh sekali kamu rupanya. Kamu berulang-ulang membuka
rancangan orang dan rancanganmu, mencoba membanding-bandingkan bagian mana yang
tidak kamu mengerti. Begitu terus berulang-ulang sampai kamu lelah.
Kamu berhenti sebentar saat kamu
mulai benar-benar lelah. Kamu membuka Hp mu. Beberapa pesan masuk pada grup
chat letingmu. Maka galaumu menjadi bertambah-tambah. Komisaris letingmu
memberi pengumuman di grup chat leting bahwa mereka sedang berada di gedung AAC
Dayan Dawood. Tentu saja kamu mulai sadar bahwa lima orang teman seletingmu
diwisuda hari ini. kamu mencoba untuk tidak menghiraukannya. Kamu beralih ke
akun media sosialmu yangl lain, namun lagi-lagi yang kamu temukan adalah
teman-temanmu yang sedang diwisuda itu. Ah, betapa galau di hatimu itu menjadi
tidak dapat kau gambarkan lagi. Saat kamu sedang bingung-bingungnya mengerjakan
rancangan, teman-teman satu angkatanmu yang dulu pernah bersama-sama satu kelas
saat kuliah, temanmu yang dulu pernah sama-sama mencari dosen wali ternyata
sedang diwisuda hari ini. Kamu berbangga untuk mereka. Betapa mereka begitu
rajinnya sehingga dapat wisuda lebih dulu. Kamu merasa tertinggal begitu jauh
di belakang mereka. Kamu mengucapkan selamat untuk beberapa teman yang sedang
diwisuda itu. Untuk beberapa alasan, kamu merasa menyesal tidak ikut hadir
menyaksikan wisuda mereka, tapi kamu juga tidak ingin beranjak meninggalkan
pekerjaanmu itu saat semangatmu sedang benar-benar penuh.
Kamu menguatkan hatimu, lagipula
masih banyak juga teman satu angkatanmu yang masih belum wisuda. Hanya lima
orang dari seratus lebih teman seletingmu yang wisuda hari ini, itu artinya
kamu tidak akan wisuda sendiri. Kamu kembali mengerjakan rancanganmu, melihat
foto-foto temanmu yang sedang diwisuda setidaknya sudah membakar semangatmu
untuk menyelesaikan tugas-tugasmu lalu ikut juga wisuda. Pokoknya kamu tidak
akan wisuda sendiri.
2 Mei 2017
Untuk seribuan lebih wisudawan Unsyiah yang diwisuda hari ini, jangan lupa bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kaum terdidik.
Selamat hari pendidikan nasional.
Comments
Post a Comment