Setiap dari kita pasti punya seseorang dalam kepala kita yang menjadi sumber inspirasi untuk kita menulis. Seseorang yang ketika mengingatnya akan ada banyak kalimat-kalimat yang terus bermunculan entah dari mana asalnya. Untuk itulah kau bagiku. Aku mungkin sudah bersedia mengikhlaskanmu. Aku sudah bersedia melepaskanmu. Tapi tetap saja aku benar-benar belum bisa melenyapkanmu dari ingatanku. Karena apa? Karena denganmu yang tetap bersarang di kepala akan ada banyak hal dan kalimat yang bisa ku tulis. Tidak apa-apa jikapun itu tetap menyesakkan dada. Aku tidak lagi keberatan. Setidaknya sesak yang mendera itu dapat membuatku menghasilkan sesuatu. Seperti berjudul-judl tulisan yang sudah pasti membuatku merasa puas setalh menuliskannya. Kau, tahu tidak? Rasanya aku tidak pernah menyesal dengan apa yang terjadi dengan kita. aku tidak menyesal pernah menyukaimu sekalipun kau tidak menyukaiku. Setidaknya setiap luka yang kau timbulkan membuatku sadar bahwa tidak semua bisa kupak...