“Lampu padam, Malam diam, Aku masih rindu” Aku mengutip kalimat dari novel pinjaman yang pernah kubaca saat aku masih di bangku SMA dulu sebagai pembuka catatan harian( red: tengah malam )ku kali ini. Lampu telah padam saat aku membuka laptopku. Dua temanku sudah terlelap sejak tadi. Hanya suara dari kipas angin kecil kami yang masih terdengar. Selain itu, aku rasa malam benar-benar telah diam. Malam tadi, maksudku sebelum aku memadamkan lampu kamar dan mencoba untuk tidur, (aku rasa sekarang sudah menjelang pagi) aku menuntaskan membaca kembali buku terakhir dari serial Drunken milik Pidi Baiq itu. Aku sebenarnya belum pernah membaca ketiga buku pertamanya. Tapi melalui Druken Marmut yang sudah berulang kali kubaca itu, aku hanya bisa mengatakan bahwa Pidi Baiq lucu. Cerita-ceritanya terasa jujur sekali, sederhana dan tentu saja menghibur. Drunken Marmut berhasil membuatku terkekeh-kekeh sampai dibagian akhirnya. Pertama ku buka cover buku setebal seratu...